We make people fly,
itulah jargon dari Lion Air. Meski sering ada keluhan masalah ketepatan waktu,
tak jarang orang tetap memilih penerbangan murah. Maraknya penerbangan murah memungkinkan orang
pergi menggunakan pesawat terbang. Beda dengan jaman saya masih kecil, untuk
bepergian menggunakan pesawat, papa mama harus merogoh kantong dalam-dalam.
Jadinya saya dan Dinar baru mersakan naik pesawat ketika di sekolah dasar, atau
taman kana-kanak untuk Dinar. Beda
dengan Jeyson atau Gadis, sejak usia balita sudah merasakan naik pesawat.
Perlu disadari, melakukan perjalanan bukan semata untuk
kepentingan anak. Mungkin bisa untuk satu urusan akhirnya anak kita ajak untuk
melakukan perjalanan. Jeyson usia empat tahun sudah pernah terbang ke Kupang
untuk sebuah urusan, bahkan Gadis sejak di dalam perut sudah pernah terbang
juga. Bahkan untuk urusan liburan tidak sepenuhnya penentuan tujuan wisata dan
sarana transportasi sepenuhnya atas keinginan anak.
Pertimbangan orang tua
untuk kepentingan anak jadi penting. Karena itu perlu dipertibangkan untuk
anak tetap nyaman dan aman dalam perjalanan. Berikut ini tipsnya.
1.
Bawa bawaan seperlunya. Kadang orang tua ingin
menyiapakan pakaian yang lengkap untuk anak, sehingga saat packing tersadar
jika bawaan di koper penuh. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan cuaca dan
aktifitas di tempat tujuan. Kalau ke daerah panas cukup bawa pakaian yang
tipis, dan di daerah dingin sebaliknya. Pisahkan pakain ganti di perjalan dalam
tas yang mudah untuk diakses, bisalnya dalam rangsel dan tempatkan di kabin
pesawat. Tak jarang dalam peswat juga dingin, oleh karena itu siapkan jaket dan
penutup kepala.
2.
Siapkan obat ringan. Obat ringan dan vitamin
anak perlu dikemas rapat dan tidak mudah
tercecer. Minya telon dan kayu putih
sewaktu-waktu diperlukan jika anak mengalami gangguan dengan cuaca dan suhu. Tempatkan
di rangsel dan kabin. Untuk masalah susu anak (bukan formula) kemaslah dalam
wadah tertutup rapat untuk ukuran selama perjalanan saja, atau saat dalam
pesawat saja. Dengan demikian susu tidak rusak bahkan terbuang.
3.
Ruang laktasi. Bagi ibu menyusui, perlu
memastikan di bandara udara ada ruang laktasi. Biasanya ada papan
petunjukkanya. Jika tetap kesulitan bisa tanyakan kepada petugas bandara. Menurut
saya, fasilitas umum tanpa menyediakan ruang laktasi tidak masuk dalam kategori
berkelas meskipun ada embel-embel Internasional.
4.
Perhatikan
waktu feeding dan sleeping. Anak-anak biasanya tidak kenal
kompromo dengan waktu makan dan tidur. Jeyson dan Gadis masuk dalam kategori
anak yang terlambat makan. Mungkin terbawa dari saya yang tidak bisa tahan
lapar hehehe. Kalau urusan tidur, gadis yang paling tidak bisa kompromi. Oleh
karena itu perhatikaan saat jam anak waktunya tidur. Jika harus menunggu jadwal
keberangkatan dan oada saat yang sama adalah waktu tidur anak, pastikan anak
bisa tidur atau jika masih bisa ditahan bisa tidur dalam pesawat. Siapakan
cemilan seperlunya. Dari pada beli di bandara yang belipat harganya, perlu beli
secukupnyanya sebelum masuk bandara.
5.
Jika anak sudah mengenal bacaan dan gambar, bisa
disipakan bacaan seperlunya. Tidak jarang anak rewel saat menunggu penerbangan.
Sama seperti kita paling tepat adalah mengisi dengan membaca. Kalaupun kepepet
tidak sempat bawa dari rumah, bisa manfaatkan inflight magazine atau beli di
kios Koran dan majalah yang biasanya ada di bandara.
6.
Komunikasi. Anak sering kali dalam kabin pesawat
merasa bosan. Oleh karena itu jika anak mulai bertanya dan ingin segera sampai
perlu diinformasikan kapan akan sampai. Caranya dengan menunjukkan jam tangan
jarum jam menunjuk angka berapa akan sampai.
7.
Ajak belajar bersama. Tidak ada sesuatu yang
tidak dapat dipelajari oleh anak. Kita bisa kenalkan segala sesuatu yang ada
dalam bangku pesawat. Biasanya anka banyak Tanya, maka kita juga harus rela
untuk menjelaskan. Misalnya cara
menggunakan sabuk mengaman, membuka meja dan mengatur tempat duduk. Bisa juga
kita kenalkan istilah-istilah dalam penerbangan. Biasanya anak di sekolah dasar
bisa menyerap istilah check in, boarding, take off, landing, apron, taxi dst.
8.
Pelajari petunjuk keselamatan jika membawa
anak-anak. Biasanya awak pesawat akan memperagakan cara penggunakan alat
keselamatan. Perlu diperhatikan alat keselamatan , sperti oxygen mask digunakan
pertama dulu oleh orang tua, baru kemudian anak-anak. Kira-kira Tujuannya agar
orang dewasa bisa menolong anak-anak. Perhatikan fitur-fiturnya.
9.
Jangan pernah ragu untuk tanya awak kabin.
Selama dalam peswat tak jarang anak-anak butuh sesuatu yang tidak kita
prediksikan. Oleh karena itu jangan lupa tanya awak kabin. Dalam low cost
carrier, biasanya inflight service sangat minimum, beda dengan Garuda yang
menyediakan layanan lebih. Namun, jangan
ragu jika membutuhkan sesuatu, misalnya air panas untuk menyeduh bubur atau
susu anak atau obat ringan yang bersifat mencegah.
Dengan persiapan dan kesadaran untuk menyiapakan anak dalam
perjalanan menggunakan pesawat, semua
yang diharapkan dalam perjalanan bisa terwujud.
No comments:
Post a Comment