Thursday, May 27, 2010

Juara Baru ISL 2009/2010

Menurut logika saya, setiap akhir dari pertandingan atau kompetisi akan selalu mendebarkan. Apapun itu bentuk pertandingannya, apapun itu kompetisinya. Akan lahir pemenang baru atau juara bertahan. Sengit bila ada dua bakal juara yang saling bersaing untuk ditahbiskan sebagai juara.

Perebutan tempat juara antara Persipura dengan Arema sudah dipastikan kemarin lewat laga PSPS Pekanbaru melawan Arema Indonesia. Hasil imbang 1-1 memastikan Arema sebagai juara. Memang seperti yang telah diperkirakan sebelumnya, Arema akan juara tahun ini.

Gelar terakhir masing-masing, dua kali juara copa untuk Arema dan juara ISL untuk Persipura. Masing-masing pernah mewakili Indonesia diajang Champion Asia. Tapi hasil tidak memuaskan lagi-lagi diraih keduanya. Banyak pembenahan dan cara dilakukan keduanya agar bisa eksis di liga antar klub Asia itu. Mulai pembenahan infrastuktur lapangan, manajemen tim, hingga belanja pemain tim. Persipura mempertahankan komposisi pemain terbaik ketika meraih gelar juara LSI dengan menambah beberapa pemain berkualitas baik ukuran Indonesia. Sebelumnya juga Arema ketika masih dikelola PT. Bentoel, rela merogoh saku sangat dalam untuk mendapatkan pelatih sekelas Miroslav Janu, sepaket dengan pembantunya Tony Ho dan Herman Kadiaman. Ditambah beberapa pemain sekelas Ponaryo Astaman, Ellie Eiboy, Hendro Kartiko, Ortiz Sallosa dan seterusnya. Namun toh keduanya masih sulit menembus babak yang paling bergengsi dari kompetisi itu. Bahkan Arema dengan komposisi terbaiknya gagal mengulang prestasi terbaik di Copa Indonesia. Kesulitan menghadapi tim sekelas Persekabpas Pasuruan, Persiba Bantul dan Persibo Bojonegoro. Siapa saja boleh mewakili Indoensia di Liga Champian Asia, tapi jagalah martabat bangsa dengan tidak menjadi lumbung gol dari tim-tim negara China, Korea, Jepang dan lainnya.

Biasanya redaktur olah raga tiap media memfokuskan pada perebutan juara. Tak terkecuali mereka memburu komentar dari masing-masing tim yang bersaing dan pengamat bola. Saya tetap menunggu tulisan paling cerdas dari tim redaksi olah raga tiap media dan pernyataan paling cerdas serta patut menjadi panutan dari Jackson F. Tiago, pelatih Persipura dan Robert R. Albert, pelatih Arema. Saya teringat penyataan Fergie, manager MU tentang Chelsea yang menjadi pesaingnya mampu mengalahkan Liverpoll. Ia mengatakan gol Drogba sebagai hadiah karena kegagalan Gerraard melakukan backpass kepada kiper Pepe Reina, backpass itu tak ubahnya sebagai umpan matang ke penyerang asal Pantai Gading. Saya pikir apakah itu hadiah atau bukan hanya Gerarrd dan Tuhan saja yang tau. Tapi yang jelas seperti yang dikatakan salah satu pesohor sepak bola Belanda, sepak bola selalu dipenuhi dengan kesalahan-kesalahan, oleh karena itu perlu diminimalisir.

Meskipun ada indikasi sebuah kesengajaan, tapi usaha keras untuk menjadi juara perlu ditunjukkan. Pengaturan nilai dan hasil pertandingan sepak bola memang bisa saja diindikasikan di tiap kompetisi pada semua tingkatan. Bahkan di Indonesia sendiri pernah ternoda dengan adanya sepak bola gajah dan suap. Namun pembuktiannya sangat sulit, seandainya semua aparat penegak hukum maupun komisi-komisi yang berwenang dalam masalah hukum dikerahkan belum tentu bisa mengungkap kasus suap. Kata teman saya, ”suap itu seperti kentut, ada baunya tapi sulit membuktikan siapa yang melakukannya”. Separah itukah sepak bola Indonesia? Terlepas siapa nanti juaranya, berharap kompetisi lebih baik dalam segala hal. Masak sih di Indoensia ini bila ada beberapa orang benar yang terlibat langsung sepak bola tidak bisa membuat olah raga yang paling banyak penggemarnya ini bisa lebih baik, apalagi mampu berprestasi di Internasional?