Wednesday, May 8, 2013

9 Summer 10 Auntum. Film Yang Tak Membuat Hati Gampang Panas dan Gugur di Pertempuran



Berawal dari kicauan seorang kawan yang bertanya melalui akun twiter saya, “Mas, kalau kangen Panderman dan Arjuno silakan nonton 9 Summer 10 Auntum”. Setelah memastikan film itu cukup layak ditonton oleh anak-anak, saya putuskan jam empat teng pulang untuk jemput Jeyson dan Gadis. Dari sinopsis dan komentar melalui timeline sepertinya memiliki nilai edukasi dan ramah anak.
Film adaptasi dari novel kisah nyata tulisan @Iwan9S10A itu sebagaian berlatar belakang di Batu – Jawa Timur, kota kelahiran pemilik nama asli Iwan Setyawan. Iwan kecil seperti anak-anak pada umumnya, pernah rasakan takut ke sekolah, berantem, juga jatuh cinta.

Tekanan ketika akan melanjutkan kuliah di IPB – Institut Pertanian Bogor, bukan Institut Perkreditan Batu justru malah datang dari bapaknya. Alasa klasik, satu-satunya anak laki pewaris usaha orang tua sebagai sopir angkot. Sekeras-kerasnya orang tua tentu untuk kebaikan anak, sang bapak yang diperankan Alex Komang akhirnya luluh dan mendukung dengan menjual satu-satunya sumber mata pencarian, angkot Mitsubishi L 100. Akhir cerita dan seperti kisah nyata, Iwan alias Bayek memiliki prestasi dan keberuntungan dengan menduduki jabatan penting di Nielsen Consumer Research, New York.

Untuk sampai mendapat ganjaran itu, Iwan bukan tanpa hambatan. Ada kegelisahan, ada kemarahan dan ada keberanian. Keberanian untuk hadapi kehidupan. Jatuh bangun itu biasa, tapi bangkit dan terus berjalan itu luar biasa. Iwan kecil tidak bisa memilih masa kecil, tapi bisa menentukan masa depan. Hati tidak gampang panas dan tidak mudah gugur di pertempuran hidup ini akan menuai hasil diakhir.
 

Ending cerita berakhir manis, tapi paling tidak saya, Jeyson dan Gadis bisa belajar bahwa hidup ini tidak seperti film yang harus ada jalan keluar. Film ini bisa menjadi penawar rindu bagi kami melihat indahnya Kota Batu. Kota tempat kami tinggal sebagai keluarga selama empat tahun. Bingkai film berlatar jalan depan Toko Luxor, Klenteng di depan BCA Batu, SD Ngaglik, SMU 1 Batu dan Pasar Besar Batu, memanggil ulang ingat kami. Ada cerita manis bisa melewatkan waktu bersama dan tuntutan tidak sepadat di Jakarta. Tiap akhir pekan bisa lewatkan waktu bersama, entah menyusuri pepohonan di lereng Gunung Panderman, tempat wisata yang bertebaran di Kota Batu, atau sekedar jalan pagi menghirup udara pagi. Ada juga cerita pahit saat kami tidak bisa keluar rumah karena harus mengalah dengan pelancong yang datang tiap akhir pecan dan masa libur panjang. Keluar komplek rumah antrian kendaraan ke arah Batu Night Spektakuler sudah memanti. Jadi apa kalian sudah nonton 9 Summer 10 Auntum?

Tuesday, May 7, 2013

Nasi Hitam Berawal Dari Ragu



Bayangan makan nasi lodeh berteman lodeh terong, ikan goreng, tempe goreng dan sambel yang nikmat siang ini berubah dengan pertanyaan. Apa enak makan nasi warna hitam? Siang ini saya makan dengan beras hitam yang telah dimasak menjadi nasi.
Setelah menuang dalam piring, lengkap dengan sayur lodeh dan lauk, tak ketinggalan krupuk say amulai mencicip nasi yang menurut saya tidak biasa ini. Bayangan awal akan mirip dengan rasa nasi berbaham beras merah. Ternyata ini lain, tidak merasakan terlalu tawar dan berserat seperti beras merah. Meski lain dari nasi putih biasa, tapi nasi hitam ini lumayan enak juga. Tidak terlalu menyimpang dari kebiasaan makan nasi putih.


Beras hitam yang saya beli dari Repoeblik Telo setahun lalu itu baru saya temukan kembali dari tumpukan kardus di dapur. Awalnya saya ragu ketika memasak beras hitam karena selain tidak biasa, akhirnya berimbas ke beras hitam yang sudah tersimpan setahun lebih akibat menduga rasanya akan sama dengan beras merah. Semoga ini tidak kadaluarsa. Menurut nutrition fact yang tertulis dalam kemasan, beras hitam ini rendah karbohidrat dengan kandungan antioksidan dan mineral tinggi. Antioksidan berfungsi menangkal radikal bebas yang merusak sel tubuh, sedangkan mineral berfungsi untuk pembentukan struktural jaringan keras dan lunak tubuh, kontraksi otot dan respons syaraf. Pelatih @coachtimo yang peduli terhadap pembinaan usia dini pemain bola juga menyarankan makan menyarankan makanan bergizi, yakni beras merah.

twit @coachtimo

Merubah pola makan dari beras putih ke beras hitam atau merah perlu usaha khusus. Diantara merubah kebiasaan dan harganya yang terbilang mahal. Dengan harga 3 kilogram beras putih seharga 20.000 rupiah, beras hitam hanya dapat sekilo. Untuk operasional tiap hari harus irit, belum ditambah dengan usaha tetap sehat dengan makan beras hitam. Susah susah gampang, perlu atur keuangan lagi untuk tetap bisa bertahan hidup. jakarta dengan polusi dan aktifitas tinggi jika tidak diimbangi dengan pemenuhiham nutrisi yang cukup akan mudah sakit. Bersyukurlah jika memiliki jaminan kesehatan diatas standart, tapi kalau tidak punya itu yang jadi masalah. Perlu hemat untuk tetap bisa penuhi kebutuhan lain dengan makan beras putih, atau pangkas kebutuhan lain demi makan beras hitam?