Tuesday, June 25, 2013

Seharusnya Tidak Permisif dengan Typo



Kalau sering akses media sosial sekali akan menemui istilah typo. Typo berdasar  kamus  didefinisikan sebagai an error (as of spelling) in typed or typeset material, kurang lebih dapat dipahami sebagai salah tulis atau salah ketik. Misalnya, tawuran ditulis tauran, perform ditulis preform, insect ditulis incest. Pernah suatu kawan di tempat saya bekerja mengingatkan dengan bercanda berkaitan dengan tugas saya sebagai treasurer, Pak Joe jangan salah tulis fifteen jadi fifty nanti bisa salah transfer.

komentar kawan saya ini mungkin salah satu penyebab tawuran terus jalan :)
Di dunia yang serba cepat dan kompetitif ini berapa sering kita membuat kesalahan dalam tulisan? Jika produksi berita sebagai profitable product seperti yang digadang pemilik media, kecepatan jadi stimulan untuk menghasilkan informasi yang bisa diakses oleh khalayak. Verifikasi terhadap data bisa dilakukan, untuk memuat seluruh aspek berita bisa dilakuakn dalam berita lainnya, demikian seperti yang ditulis A. Sapto Anggoro dalam buku Deticom. Proses produksi berita dalam era internet yang mendukung kecepatan juga berubah ungkap Mark Cooper dalam Media Ownership and Democracy in Digital Information Age

Untung saya minum pil sabar :)
Salah tulis dampak yang paling kentara adalah geseran kandungan makna dari makna seharusnya. Keraguan salah tulis ditambah dengan banyak kata serapan dari bahasa asing. Salah tulis nama atau gelar konon bisa menimbulkan perselisihan. Seorang kawan dari salah satu etnis pernah sampaikan dengan bercanda, kalau tulis salah kurang satu huruf di kampungku bisa jadi prahara. Lain cerita lagi dengan satu kawan dari Korea yang akan terbang bersama saya dengan maskapai domestik. Beberapa hari sebelum perjalanan, saya kirimkan itinerarydan tiket elektronik selama melakukan perjalanan dengan saya di Indonesia. Tak lama reply email balsan masuk ke inbok, I think you typo in my name on the ticket, many letter L. Segera saya hubungi travel agen tempat saya pesan tiket untuk revisi nama, jawaban menenangkan muncul dari ujung telepon, “kalau domestik salah satu huruf dari nama di passport tidak masalah”.

Typo secara fungsional bisa dimaknai bermacam-macam. Ada konsistensi yang harus dipegang teguh, ada permisif yang diijinkan terjadi.


So, apa masih mau typo terus?