Sunday, October 21, 2012

Galaunya Nyonya Karena Macet dan Demo


Suatu hari saya pernah ada di salah satu sudut ruangan arena di mana para pegiat yang menaruh perhatian pada advokasi pada anak. Di saat saya sedang menyelesaikan tugas, tetiba salah satu wanita, yang kemudia saya ketahui sebagai nyonya salah satu peserta pertemuan.

“Jalan sudah banyak yang konvoi persiapan demo buruh” ujarnya sambil meletakkan badan di kursi sambil mengatur tas bermerek, entah KW atau tidak.

“Oh ada demo buruh ya?” sahut seorang rekan.

“Iya, ngeri saya Pak, pernah waktu itu demo yang tutup jalan tol hampir saya ketinggalan penerbangan ke Bali untuk ikut konferensi wanita,” jelas wanita yang sepintas mirip Della Puspita ini.

“Dulu juga kejebak macet ya Bu? Sahutku setengah basa basi.

“Iya lho Mas, padahal itu gaji buruh sudah tidak mungkin dinaikkan lagi” ungkap wanita ini sambil mengutip Sofyan Wanadi. Memang tidak heran wanita ini kenal dengan orang penting dan sukses di Ibu Kota ini karena juga sebagai istri orang terkenal juga.

“Bagaimana gaji buruh mau naik, kalau skill dan kinerja mereka masih terbatas dan tidak bisa disamankan dengan gaji pekerja di luar negeri” sahut salah satu rekan tadi seolah menyetujui.

Dalam hatiku sah saja jika ada yang menyatakan bahwa kualitas dan etos pekerja Indonesia masih rendah. Tapi bukan alasan untuk tidak menaikkan gaji buruh kerja karena harga-harga kebutuhan dasar juga ikut naik. Namun di tengah perhelatan yang membicarakan masa depan anak dan bangsa Indonesia, meskipun dalam pembicaraan tidak resmi ini berefleksi untuk kepentingan anak.

Pekerja dengan gajinya tentu dialukasi untuk kebutuhan hidup keluarga. Keluarga katakanlah dengan dua anak untuk hidup normal dan bersaing butuh nutrisi dan perlengakpan belajar dirumah yang memadai. Belum lagi kalau orang tuanya tidak cukup menyewa rumah petak yang sanitasi terpelihara dengan baik, maka tumbuh kembang dan kesehatan anak terganggu pula.

Mungkin pemikiran saya terlalu sederhana, tidak serumit pemikiran repotnya kalau jalan macet dan terlambat datang hadir pada sebuah konferensi atau ketinggalan pesawat.

*Rabu Malam yang rempong di belahan utara Jakarta

No comments:

Post a Comment