Thursday, May 3, 2012

Ini Budi, Budi Belajar Membaca - Belajar Mengajar Calistung

Gagal mengajarkan yang baik itu biasa, tapi jangan pernah gagal melakukan yang baik.

Mengajar anak-anak ada gampang-gampang susah. Segala sesuatu bisa saja terjadi dalam kelas. Pernah sekali saya mengajar dalam kelas pra sekolah, di tengah saya menjelaskan sesuatu, seorang siswa nyeletuk, “Kak Jo jarinya besar-besar”. Kontan konsentrasi saya buyar, materi yang sudah disiapkan hilang dan seperti at a loss for words . Sahabat Anak, dalam training CALISTUNG pada 21/04/2012 yang difasilitasi Saulina S, S.Sos. Training yang diikuti oleh voluntir Sahabat Anak dan pemerhati anak ini diingatkan kembali pentingnya PERSIAPAN, KOMITMEN, dan DISIPLIN bagi guru dalam mengajar. Situasi apapun dapat dihadapi dengan hati yang siap, memiliki komitmen dan displin.

Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna, dan manusia satu-satunya mahluk yang dapat membaca. Membaca merupakan fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Dalam kasus khusus tidak bisa membaca bisa raih sukses. Kita perlu bersyukur bagi penyandang tuna netra juga difasilitasi dengan huruf Braille. Bayangkan saja jaman sekarang seseorang tidak memiliki kemampuan baca? Mungkin sosial media tidak akan ramai seperi sekarang. Menurut pengakuan seorang voluntir Sahabat Anak, pernah seorang anak padfa usia pada saat itu 9 tahun tidak bisa baca. Lama tak bertemu, terakhir mereka bertemu lewat media sosial. Rupanya si anak yang sudah tumbuh dewasa dan bekerta sebagai tukang ojek aktif update status dan bertegur sapa yang tak lain menggunakan sarana tulisan. Lumayan juga pengaruh Facebook.

Menurut Lina, begitu biasa dia disapa, anak ketika sudah berbicara sudah bisa diajarkan abjad dan mengeja. Namun prinsip hak anak tetap harus dikedepankan, yakni tidak ada pemaksaan. Mengajar Calistung yang umum digunakan yakni metode Glenn Doman. Secara umum cara yang digunakan antara lain:

  1. Pembiasaan dengan memberi tugas-tugas sederhana dan menarik.
  2. Pemberian penguatan dalam bentuk pujian kepada anak.
  3. Menggunakan metode Tanya jawab, membuat kalimat atau bisa juga lawan kata, bernyanyi, praktek langsung dengan menggunakan bahasa Indoensia yang benar, bermain peran, story telling, dan mengungkap syair.

Mengikuti aktifitas ini sangat menarik, saya masih merasa ciut jika harus mebgajar anak-anak balita. Paling tidak rasa percaya diri itu sudah mulai ada. Saya salut dengan Sahabat Anak yang perjuangkan kebutuhan dasar anak, diantaranya kesehatan, pendidikan partisipasi dalam masyarakat. Anak-anak yang mereka dampingi rata-rata yang akrab dengan aktifitas dijalan, entah untuk mengamen, memulung, pengasong dan lainnya. Kehadiran SA dengan bimbingan belajar di beberapa wilayah di Jakarta (Manggarai, Gambir, Grogol, Cijantung, Prumpung, Kota Tua, Tanah Abang, Mangga Dua) membawa harapan pada mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna ini representasi rupa dan gambar Allah. Ada kisah anak-anak dampingan yang datang dan pergi di kelompok belajar mereka, tapi berkat dukungan warga sekitar, anak-anak dimotivasi orang tuanya untuk datang. Pelayanan SA tidak semua berhasil, ada kisah gagal mengajarkan yang baik itu biasa, tapi jangan pernah gagal melakukan yang baik.

No comments:

Post a Comment