Saturday, April 14, 2012

Saya (juga) Perlu Belajar Kepentingan Terbaik Anak

Anak yang berhadapan dengan hukum mayoritas merupakan anak yang memiliki orang tua. Orang tua mereka rata-rata bekerja, dan mayoritas dari mereka memiliki kejelasan tempat tinggal serta masih tinggal bersama orang tua mereka. Rata-rata anak yang menjalani proses hukum lahir dari keluarga yang kurang mampu, ini dilihat dari pekerjaan orang tua mereka yang rata-rata adalahpekerjainformal yang bergerak di kelas bawah. Demikian paparan peneliti LBH Jakarta Restaria F Hutabarat.

“Dalam penelitian kami, keberadaan orang tua, 4 persen tidak memiliki orang tua, 96 persen memiliki orang tua. Orang Tua bekerja, 17 persen tidak bekerja, 83 persen tidak bekerja. Timpat tinggal, 3 persen di jalanan, 4 persen bepindah-pindah, 9 persen bersama saudara, 84 persen di tempat orang tua, papar Restaria saat Launching Hasil Penelitian dan Seminar Situasi Anak Berhadapan Dengan Hukum dan Persepsi Aparat Penegak Hukum Terhadap Proses Anak Berhadapan Dengan Hukum, di Gedung LBH Jakarta, Rabu (11/4/2012).

Ironi memang jika keluarga sebagai ekologi mikro bagi tumbuh kembang anak tidak menjalankan fungsi dengan baik. Lebih lagi jika kegagalan lingkungan mikro sebagai dampak dari kegagalan lingkungan makro, yakni kebijakan ekonomi, sistem politik, kebijakan keamanan. Bahkan bisa juga sebagai akibat kegagalan lingkungan meso, yakni sekolah, tempat ibadah dan seterusnya.

Mengapa anak? Anak menanggung beban terberat masalah orang dewasa (keluarga,rohaniwan, masyarakat, negara). Sepertinya setiap kenaikan harga BBM juga perlu ada perhitungan khusus beban yang harus ditanggung oleh anak karena menyangkut kebutuhan nutrisi dan pendidikan. Kalau uang belanja dan tranportasi rumah tinggi sudah mepet, keperluan anak memiliki peluang untuk dicut off. Masa kanak-kanak merupakan jendela kesempatan yang tidak terulang, masalahnya terbawa sampai masa dewasa. Seberat apapun, which is good kepentingan terbaik anak perlu diupayakan.

*Keluarga bahagia semuanya sama, setiap keluarga yg tak bahagia itu tidak bahagia dg caranya masing-masing ["Anna Karenina" by Tolstoy]

No comments:

Post a Comment