Kisah itu layaknya di film Romeo-Juliet atau Sam Pek Eng Tay. Banyak sekali keputusan atau tindakan kita diambil oleh rasa cinta. Dengan alasan cinta, pendukung tim sepak bola bisa membuat kerusuhan. Dengan alasan cinta, kelompok demonstran peneriak keadilan dan kesejahteraan untuk rakyat melakukan pengrusakan. Masih banyak lagi tindakan yang diambil dengan alasan cinta dan kasih namun berujung pada tangis dan hilangnya damai sejahtera itu.
Hati yang berkenan dihadapan Allah Bapa menjadi dasar kita untuk melakukan segala sesuatu. Hati adalah sumber keinginan dan keputusan. Lalai dalam menjaga hati kita akan mengakibatkan kita menyimpang dari jalan yang aman dan terjebak dalam jerat pembinasaan (Ams 7:24-27); menjaga hati kita melebihi segala sesuatu menghasilkan hidup yang mantap pada jalan yang rata karena perkenan dan kasih karunia-Nya (Ams 4:25-27). Ungkapan kasih dan cinta kita juga seharusnya terlahir dari hati yang tertulis dalam Amsal. Sehingga jika ungkapan itu membuahkan rasa sakit, maka itu akan mendatangkan kebaikan bagi yang menerimanya. Sebaliknya jika ungkapan itu terasa menyenangkan, maka itu bukan dari buah kepura-puraan.
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan - Amsal 4:23
No comments:
Post a Comment