Sunday, October 21, 2012

Bukan Asal Rempong, Gak Rempong Gak Asik

“Hi Joe, kalau sudah diterima tolong langsung kirim tanda terimanya ya, kalau nggak ntar rempong,” demikian suara dari seorang wanita diujung telepon nan jauh di sana tapi suaranya riuh sekali.

Mungkin itu pertama kalinya saya dengar kata “rempong” meski diucapkan dengan logat Jawa yang ketal.

Setelah sedikit googling, akhirnya lewat kamusslang.com  tau juga arti rempong, yakni repot, ribet. Memang akhir-akhir ini ‘rempong” sering digunakan dalam percakapan lewat dunia maya. Meriahnya penggunaan sosial media bisa jadi lading persemaian. Topik pembicaraan di jejaring sosial akan menjadi pembicaraan diranah nyata. Sampai “rempong” jadi program tv dan judul sinetron.

Tidak harus menjadi kantor berita atau opinion leader bisa posting di milis dengan anggota ribuan dan “nge-twit” sesuatu yang menimbulkan kegalauan akan mendapat exposure. Tapi jangan senang dulu, semakin hari pengguna internaet semoga semakin cerdas untuk menyaring di jaringan global di mana pertempuran ideologi itu terjadi.

Lewat beberapa hari setelah terima telepon itu, saya pun mulai sering berkata dalam hati melihat suatu hal yang dilakukan dan sering menimbulkan rempong. Kadang secara sengaja dan tidak sengaja, ada saja orang disekeliling kita yang menjadi segala sesuatu kalau gak rempong gak asik. Artinya segala susuatu kalau tidak dijadikan ribet dan diulang-ulang belum puas.

Semoga kita tidak menjadi sumber rempong bagi sekeliling. Tapi bisa menawarkan salusi atas rempong yang mereka hadapi . :) 

No comments:

Post a Comment