Teringat buah tangan seorang teman dari Aceh, ya kopi Ulee Kareng. Jadilah sore ini dinikmati bersama gorengan yang saya beli dari desa sebelah dan kopi Ulee Kareng yang berasal dari belahan barat Indonesia. Dua jenis makanan dari daerah berbeda, tapi membuat sore ini cukup hangat dan nyaman. Entah berapa orang penduduk Kota Wisata Batu yang tidak bisa merasakan seperti yang saya rasakan sore ini. Hujan, dingin, dan ingin makan tentu tidak bisa dipuaskan hanya dengan datang ke alun-alun Kota Wisata Batu seharga 12,7 milyar rupiah. Urusan perut lapar dan alun-alun memang tidak ada kaitannya. Tapi berharap adanya alun-alun yang diresmikan dengan perayaan bertajuk “Moment Spektakuler” sebagai moment kebangkitan ekonomi masyarakat Kota Wisata Batu juga tidak ada salahnya. Ini bergantung pada dari mana saya, Anda, dan Mereka melihat itu semua.
Sudut pandang boleh berbeda, tapi paling penting tujuannya sama, itu saja. Pemerintah dan seluruh stakeholder Kota Wisata Batu boleh saling berbeda satu dengan lain dalam melihat alun-alun baru ini, yang penting masyarakat tetap mendapat kesempatan menerima manfaatnya.
No comments:
Post a Comment